Monthly Archives: September 2013

PENALARAN DEDUKTIF

Standar

Penalaran deduktif adalah proses berpikir yang berdasarkan pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Yang dimulai dari yang bersifat umum, lalu menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam penalaran deduktif, kalimat topik yang berisi ide pokok ditempatkan di awal.
Menarik kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu menarik kesimpulan secara langsung dan tidak langsung.

– Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Kesimpulan secara langsung adalah menarik kesimpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.

Contoh : – Semua makhluk hidup pasti mempunyai nyawa
Tidak satu pun makhluk hidup yang tidak mempunyai nyawa

– Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Kesimpulan secara tidak langsung adalah menarik kesimpulan yang ditarik dari dua premis. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus.

Beberapa Jenis Penalaran Deduktif dengan kesimpulan tidak langsung :
1. Silogisme
Silogisme adalah proses menarik kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Contoh :
Semua Makhluk hidup pasti akan mati
Manusia, Hewan dan Tumbuhan adalah makhluk hidup
Jadi, Manusia, Hewan, dan Tumbuhan pasti akan mati(kesimpulan)

2. Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung disebut premis yang dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor(premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
•Semua siswa SMA melaksanakan Ujian Nasional
Linda merupakan siswa SMA
Linda melaksanakan Ujian Nasional

•Semua hewan herbivora pemakan tumbuhan
Kambing merupakan hewan herbivora
Kambing pemakan tumbuhan

Hukum-Hukum Silogisme Kategorial :
 Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga
 Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
 Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan

3. Entimen
Entimen adalah silogisme yang premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui, dapat juga dikatakan sebagai silogisme yang di pendekkan

Contoh:
•Wulan pandai menabung, wulan menjadi kaya
Wulan manjadi kaya karena wulan pandai menabung

•Manusia mempunyai pikiran, karena manusia adalah makhluk hidup

4. Salah Nalar
Salah Nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, kesimpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.

Contoh :
•Karyawan yang rajin bekerja tentu akan mendapat prestasi pekerjaan dari perusahaan. Oleh sebab itu, karyawati yang rajin bekerja juga tentu akan mendapatkan prestasi pekerjaan dari perusahaan.

Sumber :
http://griinniez.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif.html
http://nabella2326.blogspot.com/2012/04/silogisme-kategorial.html
http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/

NAMA : IKE SETIANI
NPM : 23211491
KELAS : 3EB22
MATKUL : BAHASA INDONESIA 2 # (Tulisan)